POJOKSATU.id, JAKARTA – Sejak rekomendasi Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional yang merekomendasikan Ustad Abdul Somad dan Salim Segaf Al-Jufri jadi bakal cawapres Prabowo, kubu Jokowi tentu mulai berhitung.
Hampir dipastikan Prabowo tidak mungkin mengabaikan rekomendasi para ulama itu yang dianggap menjadi kendaraan Prabowo mengantarkannya ke kursi presiden.
Parahnya, alih-alih tersandera, elite partai yang selama ini juga memperjuangkan tokohnya bakal terus mengupayakan lobi-lobi.
Tentu tidak termasuk PKS, karena direkomendasikannya Salim Segaf oleh para ulama membuat partai dakwah itu bisa duduk tenang.
Demokrat yang sejak lama berupaya menawarkan AHY dan PAN yang memperjuangkan Zulkifli Hasan masih akan melancarkan lobi politiknya hingga titik darah penghabisan.
Namun, rekomendasi Ijtima Ulama jika benar menjadi satu-satunya gambaran bagi cawapres Prabowo, maka Jokowi akan melihat peluang ini mencari tokoh cawapres yang merepresentasikan basis umat Islam.
Seperti kita tahu, setidaknya nama-nama tokoh yang kerap disebut dan memiliki elektabilitas tinggi untuk mendampingi Jokowi berasal dari kalangan non partai.
Sebut saja Tuan Guru Bajang, Mahfud MD, Din Syamsuddin, bahkan hingga KH Ma’ruf Amin.
Pertimbangan nama-nama dengan basis massa keagamaan dan ketokohan di level umat ini menjadi pertimbangan politik untuk menangkis serangan kubu prabowo yang mengambil tokoh agama.
“Ketika kubu penantang berencana memasang tokoh agama sebagai calon pendamping Prabowo, maka peluang kelima tokoh untuk mendampingi Jokowi bisa ikut menanjak,” ujar pengamat politik, Said Salahudin, Rabu (1/8/2018).
Figur tokoh agama akan sangat mumpuni untuk menarik, atau paling tidak menahan serangan massa Islam kepada Jokowi.
Politik identitas di Pilpres 2019 dalam amatan sejumlah pengamat masih akan mewarnai perpolitikan tanah air sejak berbagai sikap Jokowi yang dinilai tidak merepresentasikan keadilan bagi kalangan Islam.
Aksi Jokowi yang seringkali mendekati dan berkunjung ke tokoh-tokoh ulama dan pesantren diangggap tidak cukup mumpuni untuk menangkis sentimen ini.
Nah, jika Jokowi dengan cermat dan parpol berhitung dengan pola sentimen ini lantas melepaskan egonya masing-masing, bukan mustahil Prabowo akan tumbang meskipun gerakan 212 dengan basis massa umat Islamnya cenderung berpihak kepadanya.
Setidaknya Jokowi masih memiliki basis massa setia sejak kemenangannya pada pemilu 2014 lalu.
(sta/pojoksatu)
POJOKSATU.id, JAKARTA – Sejak rekomendasi Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional yang merekomendasikan Ustad Abdul Somad dan Salim Segaf Al-Jufri jadi bakal cawapres Prabowo, kubu Jokowi tentu mulai berhitung.
Hampir dipastikan Prabowo tidak mungkin mengabaikan rekomendasi para ulama itu yang dianggap menjadi kendaraan Prabowo mengantarkannya ke kursi presiden.
Parahnya, alih-alih tersandera, elite partai yang selama ini juga memperjuangkan tokohnya bakal terus mengupayakan lobi-lobi.
Tentu tidak termasuk PKS, karena direkomendasikannya Salim Segaf oleh para ulama membuat partai dakwah itu bisa duduk tenang.
Demokrat yang sejak lama berupaya menawarkan AHY dan PAN yang memperjuangkan Zulkifli Hasan masih akan melancarkan lobi politiknya hingga titik darah penghabisan.
Namun, rekomendasi Ijtima Ulama jika benar menjadi satu-satunya gambaran bagi cawapres Prabowo, maka Jokowi akan melihat peluang ini mencari tokoh cawapres yang merepresentasikan basis umat Islam.
Seperti kita tahu, setidaknya nama-nama tokoh yang kerap disebut dan memiliki elektabilitas tinggi untuk mendampingi Jokowi berasal dari kalangan non partai.
Sebut saja Tuan Guru Bajang, Mahfud MD, Din Syamsuddin, bahkan hingga KH Ma’ruf Amin.
Pertimbangan nama-nama dengan basis massa keagamaan dan ketokohan di level umat ini menjadi pertimbangan politik untuk menangkis serangan kubu prabowo yang mengambil tokoh agama.
“Ketika kubu penantang berencana memasang tokoh agama sebagai calon pendamping Prabowo, maka peluang kelima tokoh untuk mendampingi Jokowi bisa ikut menanjak,” ujar pengamat politik, Said Salahudin, Rabu (1/8/2018).
Figur tokoh agama akan sangat mumpuni untuk menarik, atau paling tidak menahan serangan massa Islam kepada Jokowi.
Politik identitas di Pilpres 2019 dalam amatan sejumlah pengamat masih akan mewarnai perpolitikan tanah air sejak berbagai sikap Jokowi yang dinilai tidak merepresentasikan keadilan bagi kalangan Islam.
Aksi Jokowi yang seringkali mendekati dan berkunjung ke tokoh-tokoh ulama dan pesantren diangggap tidak cukup mumpuni untuk menangkis sentimen ini.
Nah, jika Jokowi dengan cermat dan parpol berhitung dengan pola sentimen ini lantas melepaskan egonya masing-masing, bukan mustahil Prabowo akan tumbang meskipun gerakan 212 dengan basis massa umat Islamnya cenderung berpihak kepadanya.
Setidaknya Jokowi masih memiliki basis massa setia sejak kemenangannya pada pemilu 2014 lalu.
Dan patut diketahui, inilah mengapa masing-masing kubu
(sta/pojoksatu)
Source -> https://mediapanas.xfer.tk/rekomendasi-ijtima-ulama-bisa-bikin-prabowo-terperosok-kok-bisa-begini-analisanya/
Comments
Post a Comment